Belajar dari Kami!

Ruang Diskusi
4 min readJun 4, 2020

--

Beragam cara negara-negara di dunia menangani pandemi yang sangat menyebalkan ini dan berikut ini adalah contoh-contoh negara yang dapat dikatakan berhasil dalam menanganinya. Semoga bisa ditiru ya sama yang gagal~ *gamau sebut merk*

  1. Jerman Dalam Menangani Pandemi COVID-19

Jerman merupakan salah satu negara yang menunjukan hasil positif dalam menangani pandemi. Suksesnya Jerman dalam merespons COVID-19 tidak terlepas dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah seperti melakukan lockdown sejak dini, program pengujian yang luas, dan sistem perawatan kesehatan yang berfungsi.

Tidak seperti negara-negara Eropa lainnya, seperti Spanyol atau Inggris, Jerman berhasil mempertahankan tingkat kematian yang rendah dengan tetap menjaga upaya lockdown yang relatif tidak terlalu ketat. 16 negara federal menerapkan seperangkat yang bervariasi dan disesuaikan dengan tingkat penyebaran. Masyarakat tetap diizinkan meninggalkan rumah mereka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti tetap menjaga jarak, keberhasilan negara itu didasarkan pada pesan yang jelas dan rasional yang diterima orang dari pemerintah.

Penyampaian informasi yang jelas, tegas, dan rasional merupakan salah satu kunci dari keberhasilan Jerman dalam mengendalikan penyebaran COVID-19. Pola komunikasi yang baik membuat masyarakat dapat memahami situasi yang terjadi, serta mengetahui apa yang harus di lakukan.

Hal tersebut sangat berpengaruh kepada tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam menangani pandemi. Selama pandemi terjadi, Kanselir Jerman, Angela Merkel mendapat pengakuan internasional dalam upayanya menangani pandemi. Sebagai seorang ilmuwan dengan gelar doktor dalam kimia kuantum, Markel sering terlihat di televisi memecah statistik, menjelaskan mengapa langkah-langkah tertentu diambil, dan menyerukan persatuan nasional.

Pola komunikasi yang baik, dibarengi dengan fasilitas kesehatan yang sangat memadai. Sejak awal, Jerman menganggap serius ancaman COVID-19. Tercatat pada saat kasus virus korona pertama pada bulan Februari, laboratorium di seluruh Jerman telah membangun stok alat tes. Pada minggu yang sama, tim krisis nasional dibentuk dan kapasitas ICU meningkat dari 12.000 menjadi 40.000 tempat tidur. Sistem pengujian ketat Jerman pun mendapat pujian dari seluruh dunia. Dengan populasi sekitar 83 juta, negara ini dapat melakukan hingga satu juta tes COVID-19 diagnostik dalam satu hari.

Kebijakan yang tegas, pola komunikasi yang baik, serta fasilitas yang memadai merupakan kunci utama Jerman dalam menangani dan mengontrol penyebaran pandemi. Namun keberhasilan Jerman dalam merespons pandemi ini tidak hanya karena faktor pemerintah saja, tetapi norma budaya juga memainkan peran penting dalam keberhasilan negara. Dimana masyarakat sangat disiplin dalam mematuhi aturan yang diterapkan pemerintah, serta mengikuti arahan dan intruksi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2. Vietnam Dalam Menangani Pandemi COVID-19

Vietnam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang berbatasan langsung dengan China. Dengan jumlah penduduk sekitar 97 juta jiwa, Vietnam hanya mencatat sekitar 300 kasus Covid-19 di dalam negeri, dan nol pasien meninggal, meskipun berbatasan dengan China. Vietnam menyadari bahwa sistem kesehatan yang dimilikinya akan kewalahan dengan penyebaran virus corona, oleh karena itu Vietnam memilih langkah pencegahan awal, dengan skala masif.

Vietnam merespons penyebaran virus corona dengan sangat cepat. Ketika virus corona pertama ditemukan pada 23 Januari, rencana darurat Vietnam mulai diberlakukan. Vietnam memberlakukan aturan-aturan seperti membatasi perjalanan, memonitor situasi dari dekat, dan menutup perbatasan dengan China, serta meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat-tempat rentan lainnya. Selain itu pemerintah Vietnam juga menjalankan operasi pelacakan kontak dengan masif

Meskipun pada awalnya kebijakan yang diterapkan terbilang ekstrem, namun dalam jangka panjang kebijakan tersebut menjadi sangat masuk akal baru bisa diimplementasi negara lain dalam waktu berbulan-bulan,

Vietnam memberlakukan karantina dalam skala besar karena ada bukti bahwa sebanyak setengah pasien positif virus corona tidak menunjukkan gejala. Sekitar 40% pasien positif virus corona di Vietnam mungkin tidak akan tahu mereka terjangkit virus jika mereka tidak dilakukan tes. Jika orang-orang tersebut tidak dikarantina, mereka akan tetap bepergian dan menyebarkan virus tersebut.

Pemerintah Vietnam tidak memberlakukan lockdown total secara nasional, tetapi melakukan upaya penanganan dengan cepat pada klaster-klaster yang bermunculan. Seperti yang terjadi pada Februari ketika ditemukan sejumlah kasus di Son Loi, lebih dari 10.000 orang yang tinggal di wilayah tersebut dikarantina di rumah. Karantina lokal juga terjadi untuk 11.000 warga di Ha Loi, dekat ibukota, dan untuk staff dan pasien-pasien di sebuah rumah sakit. Dalam pemberlakuan karantina pemerintah Vietnam secara tegas melarang untuk keluar masuk wilayah tersebut sampai tidak ditemukan kasus lagi dalam waktu dua minggu.

Dalam proses pelaksanaan kebijakan, pemerintah Vietnam masih harus meminta kerja sama masyarakat agar strateginya berhasil, terutama dalam penyampaian pesan publik yang jelas. Pemerintah telah bekerja dengan sangat baik dalam upaya penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai alasan di balik kebijakan yang diterapkan.

Pemerintah secara reguler mengirimkan pesan singkat kepada masyarakat sebagai tahapan paling awal, mengenai apa yang mereka bisa lakukan untuk melindungi diri mereka. Vietnam memanfaatkan mesin propagandanya untuk menjalankan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat, dengan menggunakan foto-foto dan retorika saat perang untuk menyatukan masyarakat dalam menghadapi musuh bersama. Strategi ini meningkatkan kerjasama masyarakat dalam mengalahkan musuh.

Meskipun bukan negara dengan tingkat ekonomi yang tinggi serta perkembangan teknologi yang sangat maju, Vietnam dapat membuktikan diri sebagai salah satu negara yang efektif dalam menangani penyebaran COVID-19. Tingkat resiko yang besar karena berbatasan langsung dengan China, dapat diatasi dengan kebijakan pemerintah yang tegas. Dengan fasilitas kesehatan yang terbatas, Vietnam tetap mampu menekan angka penyebaran COVID-19 bahkan tanpa ada satupun angka kematian. Hal ini membuktikan bahwa tidak hanya negara besar saja yang dapat menjadi contoh dalam menghadapi pandemi. Vietnam menerapkan kebijakan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan, tidak terpaku untuk mengikuti kebijakan yang diterapkan negara lain. Keputusan tersebut memberikan hasil positif, karena saat ini Vietnam siap untuk kembali menjalani kehidupan normal.

Referensi:

Ankel, S. (2020, Mei 30). How Germany tackled the coronavirus: 9 people tell us they are thankful for good leadership and a robust health system. Retrieved from businessinside: https://www.businessinsider.com/9-people-how-they-think-germany-handled-the-coronavirus-pandemic-2020-5?IR=T

Jones, A. (2020, Mei 15). Coronavirus: How ‘overreaction’ made Vietnam a virus success. Retrieved from BBC News: https://www.bbc.com/news/world-asia-52628283

--

--