Game of Thrones Arab Saudi: Mohammed bin Salman Penerus Tahta Kerajaan Arab Saudi

Ruang Diskusi
6 min readJul 27, 2020

--

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dikabarkan sedang menjalani perawatan di rumah sakit King Faisal di Ibukota Riyadh. Menurut media pemerintah Arab Saudi, Raja Salman menderita radang kantung empedu atau kolesistitis. Kabar sakitnya Raja Salman mengundang sejumlah spekulasi tentang apakah kondisi Beliau akan semakin memburuk atau sebaliknya.

Di tengah kondisi Raja Salman yang sedang sakit, politik perebutan tahta penerus Kerajaan Arab Saudi semakin memanas. Hal ini dikarenakan perseteruan yang terjadi antara putra mahkota saat ini, Pangeran Mohammed bin Salman, dengan mantan putra mahkota sebelumnya, yakni Pangeran Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz Al Saud.

Pangeran Mohammed bin Nayef sendiri merupakan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi sebelum akhirnya digulingkan pada tahun 2017 dan posisinya digantikan oleh Pangeran Mohammed bin Salman. Sebelum digulingkan dari posisinya sebagai putra mahkota, Mohammed bin Nayef dipandang sebagai pesaing utama untuk menjadi penerus tahta Kerajaan Arab Saudi. Mohammed bin Nayef bahkan sempat memiliki kendali pasukan keamanan negara, memiliki hubungan baik dengan agen-agen intelijen Barat, dan populer di kalangan konservatif yang dikesampingkan oleh putra mahkota lain.

Situasi politik perebutan tahta semakin memanas setelah Twitter Arab Saudi ramai dengan tuduhan korupsi Mohammed bin Nayef yang kembali muncul ke permukaan. Pengguna Twitter Arab Saudi membuat ribuan cuitan mengenai tindakan korupsi yang dituduhkan kepada mantan putra mahkota dan ajudannya, Al Jabri, yang sudah lama melakukan korupsi. Al Jabri sendiri merupakan mantan pejabat intelijen Arab Saudi.

Ramainya cuitan tuduhan terhadap Mohammed bin Nayef merupakan kampanye yang dilakukan oleh pengguna Twitter pro-pemerintah dengan tujuan menggoyang opini publik jelang pengumuman dugaan tuduhan korupsi terhadap Mohammed bin Nayef. Hal ini juga dikemukakan oleh seorang diplomat yang mengatakan ini merupakan upaya untuk melengserkan Mohammed bin Nayef dalam deretan penerus tahta. Hal ini dinilai sebagai kampanye tersusun untuk mendiskreditkan Mohammed bin Nayef. Sebab, Putra Mahkota Mohammed bin Salman sedang berusaha menyingkirkan saingan-saingannya dalam menggantikan posisi Raja Salman.

Langkah-langkah untuk melawan Mohammed bin Nayef melalui Twitter adalah langkah terbaru dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuatan Mohammed bin Salman dalam keluarga Al Saud dan menghilangkan ancaman terhadap kekuasaannya menjelang suksesi peralihan tahta Kerajaan Arab Saudi.

Twitter sendiri merupakan alat pengalihan opini yang kerap digunakan oleh pembantu Mohammed bin Salman. Salah satunya Saud al Qahtani, mantan pengelola media kerajaan yang bertugas melindungi citra putra mahkota dan menyerang musuh-musuh secara online. Namun Qahtani dipecat karena terlibat pembunuhan seorang jurnalis kontra pemerintah, Jamal Khashoggi, pada 2018 lalu. Namun beberapa sumber mengatakan bahwa Qahtani masih berada di lingkaran dalam Pangeran.

Pemerintah Arab Saudi telah menahan Mohammed bin Nayef pada Maret 2020 bersama dengan dua bangsawan senior lainnya di lokasi yang dirahasiakan. Sementara Al Jabri berada dipengasingannya, tepatnya di Kanada, dan dua anaknya juga ditahan oleh otoritas Saudi di bulan yang sama. Dalam laporan Wall Street Journal, Saudi menuduh Al Jabri telah memimpin jaringan pejabat dalam penyalahgunaan US$ 11 miliar dana kementerian dalam negeri selama Mohammed bin Nayef menjabat.

Upaya Putra Mahkota untuk Mempertahankan Tahta Penerus Kerajaan

Pangeran Mohammed bin Salman secara de facto sudah berkuasa sejak tahun 2017. Pemilik nama lengkap Mohammed bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Mohammed bin Saud ini memegang beberapa posisi penting di Kerajaan Arab Saudi. Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan termuda, serta menjadi Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.

Pangeran Mohammed bin Salman merupakan sosok terpandang di Arab Saudi setelah mendapat banyak pujian karena telah melonggarkan pembatasan sosial di kerajaan muslim konservatif tersebut. Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi memasuki babak baru dengan memberikan lebih banyak hak kepada perempuan dan berjanji untuk mendiversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor non-minyak.

Pujian datang karena Pangeran Mohammed bin Salman dianggap telah membawa perubahan terhadap kehidupan sosial di Arab Saudi, seperti mengeluarkan peraturan yang membatasi kekuasaan polisi agama, penghapusan larangan terhadap pengemudi perempuan pada 2018, melemahkan sistem wali laki-laki pada 2019, dan menambah kuota wanita lebih banyak dalam sebuah pekerjaan.

Popularitas Mohammed bin Salman meningkat setelah mengembangkan ekonomi non-minyak dengan mengubah Arab Saudi menjadi negara investor dan menyediakan lapangan kerja. Selain itu, Mohammed bin Salman juga mengembangkan Visi 2030, di antaranya adalah NEOM atau Neo Mustaqbal yang merupakan proyek kota baru senilai US$500 miliar di kawasan seluas 26.000 km persegi. NEOM direncanakan akan dilengkapi oleh drone, mobil tanpa pengemudi, robot, dan kecerdasan buatan. Semuanya digerakkan dengan tenaga surya dan bioteknologi. Pangeran Mohammed bin Salman juga dianggap sebagai Putra Bangsa oleh warga Arab Saudi. Bahkan ditengah lazimnya praktik poligami di Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman hanya memiliki satu istri, yaitu Putri Sara binti Mashur bin Abdulaziz al-Saud.

Pujian terhadap Pangeran Mohammed bin Salman juga datang setelah keputusannya membentuk koalisi 10 negara dan menyerang suku Houthi pada saat Arab Saudi menghadapi krisis di perbatasan selatan. Di Arab Saudi, perang ini mendatangkan popularitas bagi Mohammed bin Salman yang tak punya latar belakang militer, namun dipandang berani bertindak untuk kepentingan negerinya.

Dibalik pujian tersebut, Putra Mahkota Arab Saudi juga dikenal sebagai seorang yang kontroversi dan memiliki ambisi besar untuk mencapai puncak kekuasaan politik dengan menjatuhkan pesaing serta lawan politiknya dari berbagai spektrum.

Pada tanggal 4 November 2017, Mohammed bin Salman memerintahkan penahanan 200 orang pangeran tanpa tuduhan apapun dan mereka dikurung di hotel mewah Ritz-Carlton. Penahanan ini disebut sebagai langkah antikorupsi. Selain itu, terdapat 20 anggota Kerajaan Arab Saudi yang ditangkap karena diduga hendak menggulingkan Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Dalam upaya menopang pemerintahannya, Pangeran Mohammed bin Salman berupaya untuk menjatuhkan para penantang tahta penerus kerajaan. Mohammed bin Salman sedang dalam proses mempersiapkan tuduhan korupsi dan ketidaksetiaan terhadap pesaing utama untuk tahta Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef. Menurut Washington Post, tuduhan itu merupakan bagian dari upaya Pangeran Mohammed bin Salman untuk mengamankan tahtanya dari segala potensi ancaman di masa depan.

Mohammed bin Nayef, yang pernah menjadi sekutu dekat AS, ditangkap atas tuduhan korupsi dan berencana untuk menggulingkan Pangeran Mohammed bin Salman.

Selain Pangeran Mohammed bin Nayef, anggota keluarga Kerajaan Saud yang harus tersingkir dari lingkungan kerajaan adalah Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz yang merupakan paman dari Pangeran Mohammed bin Salman.

Pangeran Mohammed bin Nayef dan Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz ditahan untuk diinterogasi dan diselidiki dengan alasan pengkhianatan, meskipun tidak ada tuduhan terhadap mereka. Keduanya juga sudah tak memiliki kekuasaan lagi di Kerajaan Arab Saudi.

Jika merunut silsilah, Pangeran Ahmad dan Pangeran Mohammed bin Nayef adalah calon kuat pengganti Raja Salman. Namun, Raja Salman memutuskan untuk mengangkat Mohammed bin Salman yang merupakan anaknya untuk menjadi Putra Mahkota pada 2017. Sementara Pangeran Ahmad memilih tinggal di London, Inggris, pada 2017 dan kerap mengkritik kebijakan Raja Salman serta Pangeran Muhammad bin Salman terutama soal perang di Yaman.

Usai ditunjuk menjadi putra mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman juga sempat menahan Pangeran Al-Walid bin Talal dan Pangeran Fahd bin Abdullah pada 2017. Saat itu mereka dituduh korupsi dan ditahan selama beberapa pekan. Mereka dibebaskan setelah sepakat membayar sejumlah uang yang disebut sebagai ganti rugi. Diduga hal ini adalah taktik Pangeran Muhammad bin Salman untuk mengamankan posisinya dan menyingkirkan lawan politik di Kerajaan Arab Saudi.

Saat ini Pangeran Mohammed bin Salman merupakan sosok yang digadang-gadang akan menjadi penerus Raja Salman. Pangeran Mohammed bin Salman memiliki reputasi yang cukup baik di Arab Saudi serta negara sekutunya, seperti Amerika Serikat. Dengan kondisi Raja Salman saat ini serta usianya yang tidak muda lagi, bukan tidak mungkin jika Pangeran Mohammed bin Salman akan segera mengambil alih tahta Kerajaan Arab Saudi.

Penulis: M. Firjatullah; Editor: G.Giovani Yudha B dan Yundira Putri R; Perancang Visual: Zaki Khudzaifi dan Yundira Putri R

Referensi

Arbar, T. F. (2020, Juli 21). Raja Salman Sakit & Kontroversi Putra Mahkota Pangeran MBS. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200721143921-4-174325/raja-salman-sakit-kontroversi-putra-mahkota-pangeran-mbs

Arbar, T. F. (2020, July 22). Raja Salman Sakit, Perebutan Tahta Saudi & Donald Trump. Retrieved from CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200722062239-4-174457/raja-salman-sakit-perebutan-tahta-saudi-donald-trump/2

CNN Indonesia. (2020, Maret 9). 20 Pangeran Arab Saudi yang Ditangkap Dituduh Hendak Makar. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200309170619-120-481835/20-pangeran-arab-saudi-yang-ditangkap-dituduh-hendak-makar

Gardner, F. (2019, Desember 29). Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi: Seorang demokrat, pembaharu atau diktator? Retrieved from BBC Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/dunia-50916204

Tattersall, N. (2020, jULY 21). Saudi social media campaign targets former crown prince. Retrieved from Reuters: https://www.reuters.com/article/us-saudi-arrests/saudi-social-media-campaign-targets-former-crown-prince-idUSKCN24L2AK

TRT World. (2020, July 6). Saudi Crown Prince prepares new charges against Mohammed bin Nayef. Retrieved from TRT World: https://www.trtworld.com/magazine/saudi-crown-prince-prepares-new-charges-against-mohammed-bin-nayef-37911

Dalam laporan Wall Street Journal, Saudi menuduh Al Jabri telah memimpin jaringan pejabat dalam penyalahgunaan US$ 11 miliar dana kementerian dalam negeri selama Mohammed bin Nayef menjabat.

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet