H&M Putus Kerja Sama dengan Pemasok dari China

Ruang Diskusi
3 min readSep 22, 2020

--

Perusahaan raksasa pakaian dari Swedia, H&M, pada Selasa (15/9) menyatakan pihaknya mengakhiri hubungan kerja sama dengan produsen benang China atas tuduhan kerja paksa yang melibatkan etnis minoritas Uighur dari provinsi Xinjiang China.

H&M menyatakan bahwa mereka tidak bekerja dengan pabrik garmen manapun di wilayah tersebut dan tidak akan lagi mengambil kapas dari Xinjiang, yang merupakan daerah penanaman kapas terbesar di China.

Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), pada bulan Maret menerbitkan sebuah laporan yang menyebut H&M sebagai salah satu penerima manfaat

dari kerja paksa etnis minoritas Uighur. Hal ini didasarkan dari hubungan kerja sama antara perusahaan mode tersebut dengan pabrik produsen benang, Huafu Fashion, di Anhui, China.

Dalam sebuah sebuah pernyataan, H&M mengatakan bahwa mereka tidak pernah memiliki hubungan dengan pabrik di Anhui, ataupun Huafu di Xinjiang. Namun H&M mengakui bahwa mereka memiliki hubungan bisnis dengan sebuah pabrik di Shangyu, provinsi Zhejiang, yang dimiliki oleh Huafu Fashion.

H&M menjelaskan pihaknya telah melakukan penyelidikan di semua pabrik manufaktur garmen di China yang memiliki kerja sama dengan perusahaan. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tidak mempekerjakan pekerja sebagaimana yang dilaporkan sebagai program transfer tenaga kerja atau skema kerja paksa.

“Meskipun tidak ada indikasi kerja paksa di pabrik Shangyu, kami telah memutuskan untuk menghentikan hubungan bisnis kami dengan Huafu Fashion Co. Sampai kami mendapatkan kejelasan lebih lanjut seputar tuduhan kerja paksa,” ujar perusahaan H&M dalam pernyataan tertulis.

Perhatian Dunia Terhadap Etnis Uighur

Kelompok hak asasi mengatakan lebih dari satu juta orang Uighur merana di camps pendidikan ulang politik (Political Reeducation Camps). Camps ini didirikan oleh pemerintah China sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk meningkatkan keahlian masyarakat, agar dapat keluar dari kemiskinan dan menyingkirkan radikalisme Islam.

China mengatakan kritik terhadap penanganannya atas Xinjiang bermotif politik, serta didasarkan pada kebohongan. Tekanan internasional terus diarahkan kepada Partai Komunis China yang berkuasa atas tindakannya di wilayah Xinjiang.

Pada Senin (14/9) Uni Eropa menekan China untuk mengizinkan pengamat independennya masuk ke wilayah Xinjiang. Hal ini bertujuan untuk memverifikasi isu pelanggaran hak asasi manusia, serta upaya untuk memastikan kelanjutan perdagangan dan kesepakatan investasi dengan Beijing.

Bea cukai Amerikat Serikat juga mengatakan akan melarang produk yang berasal dari China termasuk diantaranya adalah kapas, pakaian, dan produk rambut dari Xinjiang karena khawatir produk tersebut berkaitan dengan sistem kerja paksa.

Tidak hanya itu, Pemerintah Inggris juga didesak oleh pengacara dan kelompok hak asasi manusia untuk melarang impor kapas yang bersumber dari provinsi Xinjiang di China. Dokumen setebal 60 halaman yang diserahkan ke HM Revenue and Customs merinci bukti yang kredibel mengenai rezim kerja paksa di Xinjiang, tempat Muslim Uighur dipekerjakan di pabrik.

Pada bulan Agustus, Better Cotton Initiative (BCI), sebuah organisasi nirlaba yang memperjuangkan keberlanjutan dalam industri produksi kapas, mengumumkan bahwa mereka menangguhkan aktivitas di Xinjiang. Dalam pernyataan baru yang diterbitkan oleh H&M Group, mereka mengatakan prihatin dengan laporan kerja paksa dan diskriminasi minoritas etno religius di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China.

References

Agence France-Presse. (2020, September 16). H&M cuts ties with Chinese supplier over Xinjiang forced labour accusations. Retrieved from SCMP: https://www.scmp.com/news/world/europe/article/3101696/hm-cuts-ties-chinese-supplier-over-xinjiang-forced-labour

Barr, S. (2020, September 16). H&M to End ‘Indirect’ Relationship With Chinese Supplier Amid ‘Forced Labour’ Allegations. Retrieved from Independet: https://www.independent.co.uk/life-style/fashion/hm-china-forced-labour-huafu-fashion-co-cotton-xinjiang-b453138.html

CNA. (2020, September 16). H&M cuts ties with Chinese supplier over accusations of ‘forced labour’. Retrieved from CNA: https://www.channelnewsasia.com/news/business/h-m-cuts-ties-with-chinese-supplier-over-accusations-of-forced-13115222

CNN Indonesia. (2020, September 16). H&M ‘Cerai’ dengan Pemasok China Gara-gara Isu Kerja Paksa. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200916101119-92-547043/hm-cerai-dengan-pemasok-china-gara-gara-isu-kerja-paksa

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet