Keruntuhan Simbol Perbudakan Dunia

Ruang Diskusi
5 min readJun 12, 2020

--

Semenjak peristiwa terbunuhnya George Floyd di Amerika Serikat, protes terhadap rasisme saat ini terus terjadi dan tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Gerakan sosial ‘Black Lives Matter’ telah menyebar ke berbagai wilayah di Dunia.

Berikut beberapa aksi protes terhadap rasisme dengan meruntuhkan dan merusak patung para tokoh yang dinilai sebagai simbol tindak kejahatan rasisme dan diskriminasi di masa lalu.

1. Edward Colston

Protes besar-besaran atas kasus rasisme telah terjadi di Inggris tepatnya di kota Bristol. Pada hari minggu (7/6), para pengunjuk rasa di kota Bristol beramai-ramai mencopot dan membuang patung perunggu Edward Colston setinggi 5,5 yang sudah berada di Colston Avenue sejak 1895 ke sungai Bristol Harbour

Edward Colston merupakan pedagang Inggris, anggota parlemen, filantropis, dan pedagang budak. Semasa hidupnya, Colston banyak mengeluarkan karya-karya filantropis, seperti ruas jalan, sekolah, rumah tahanan, rumah sakit, dan gereja di Bristol. Namun dalam proses membangun karya-karya tersebut, Colston menjual puluhan ribu budak kulit hitam. Maka tak heran jika kekayaannya sebagian besar diperoleh melalui perdagangan dan eksploitasi budak.

Pada 1680, Colston bergabung dengan perusahaan Royal African Company (RAC) yang memonopoli perdagangan budak Afrika barat. RAC memperlakukan budak kulit hitam termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak sebagai komoditas dengan mencap inisial RAC di dada mereka. Dalam kurun waktu antara tahun 1672 sampai 1689, RAC dipercaya sudah menjual sekitar 100.000 orang Afrika barat di Karibia dan Amerika. (Arbar, 2020)

2. Raja Leopold II

Sekelompok masyarakat di Belgia menyerukan agar patung-patung Leopold II dibongkar. Bahkan petisi online yang menuntut pembongkaran patung-patung tersebut telah berhasil mengumpulkan puluhan ribu tanda tangan.

Patung Raja Leopold II era kolonial di kota Ghent, Belgia, dirusak dengan cara dilumuri cat merah, dengan kain bertuliskan “I Can’t Breathe” yang menutupi kepalanya. Sementara di Antwerpen, patung Leopold II lainnya dibakar oleh pengunjuk rasa dan kemudian dipindahkan oleh otoritas setempat. Disebutkan patung itu akan dipindahkan ke museum. Aksi tersebut tidak berhenti sampai disana, di ibu kota Brussels, patung sang raja ditandai dengan kata “Pembunuh”.

Raja Leopold II sendiri telah memerintah Belgia dari tahun 1865 hingga 1909. Lepold II sangat diingat atas kekejamannya di Republik Demokratik Kongo (DRC). Dimana antara 1885 dan 1908, Raja Leopold II mendirikan DRC, yang saat itu dikenal sebagai Congo Free State, sebagai koloni pribadinya.

Raja Leopold II mengubah DRC menjadi kamp kerja paksa besar-besaran, dan mengeruk banyak keuntungan ekonomi dari perdagangan karet. Kematian masal terjadi selama Leopold II berkuasa Kongo, dia menerapkan kerja paksa untuk mengeksploitasi cadangan karet, di mana jutaan orang tewas, dan dianggap sebagai genosida. Dia juga menempatkan rakyat Kongo ke dalam kebun binatang khusus manusia di Belgia.

Beberapa pihak yang menentang pemindahan patung beralasan, Belgia menjadi negara makmur karena peran Leopold II. (BBC, 2020)

3. Christopher Columbus

Patung Christopher Columbus yang didirikan pada tahun 1927 di Richmond dirobohkan oleh pengunjuk rasa, dibakar dan kemudian dilemparkan ke danau dengan menggunakan beberapa tali. Patung tersebut sebelumnya diberi sebuah tanda yang bertuliskan, “Columbus mewakili genosida” pada fondasi patung dengan menggunakan cat semprot. Penggulingannya terjadi di tengah protes nasional atas kematian George Floyd.

Christopher Columbus yang dikenal sebagai penemu benua Amerika Serikat, ternyata menyimpan sejarah kelam untuk masyarakat asli Amerika. Columbus dianggap telah mendorong genosida terjadi selama berabad-abad terhadap populasi penduduk asli di Amerika. (Associated Press, 2020)

Tidak hanya di Richmond, perusakan patung Columbus juga terjadi di Boston. Para pengunjuk rasa merusak bagian kepala patung dan membiarkannya tergeletak di tanah. Ini bukan pertama kalinya patung itu dirusak. Pada 2015, patung tersebut disiram dengan cat merah, lalu ditulisi “Lives Matter” menggunakan cat semprot di dasarnya. Selain itu pada tahun 2006 seseorang mencuri kepala patung tersebut, lalu ditemukan satu minggu kemudian.

Christopher Columbus dianggap mewakili perbudakan dan genosida massal penduduk asli Amerika (Rubino, 2020).

4. Robert Milligan

Patung Robert Milligan telah dipindahkan dari luar Museum London Docklands. Pemindahan patung tersebut di dorong atas tuntutan masyarakat sebagai bentuk protes terhadap semua hal yang berkaitan dengan rasisme dan perbudakan.

Wali Kota London, Sadiq Khan sebelumnya mengumumkan peninjauan terhadap semua patung dan nama jalan London, yang mengatakan ada kaitannya dengan perbudakan “harus dihilangkan”. Khan mengatakan bahwa London yang merupakan salah satu kota paling beragam di dunia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kota tersebut memiliki kaitan historisnya dengan perbudakan. (BBC, 2020)

Milligan sendiri merupakan seorang pedagang budak Inggris yang memiliki 526 budak di dua perkebunannya di Jamaika. Lahir dari keluarga pemilik budak di perkebunan Jamaika, Milligan memiliki kapal budak dan menghasilkan banyak uang dari punggung budak hitam tak lama sebelum penghapusan perdagangan budak pada 1807 dan 1833. Dia adalah kekuatan pendorong utama untuk penciptaan Dermaga India Barat di London di sekitar Canary Wharf. Ketika mereka selesai pada tahun 1802, dermaga mengadakan monopoli selama 21 tahun pada produk-produk buatan budak seperti gula, rum dan kopi yang datang dari Hindia Barat dan secara khusus dirancang untuk mengimpor barang budak. (Steed, 2020)

5. Winston Churchill

Patung mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Winston Churchill di London dirusak dengan coretan yang menyatakan dia adalah “rasis”.

Churchill dipuji karena memimpin Inggris menuju kemenangan dalam Perang Dunia Kedua. Di situs resmi pemerintah Inggris, Churchill digambarkan sebagai “seorang negarawan, penulis, orator dan pemimpin yang inspirasional”. Tetapi bagi sebagian orang Churchil tetap dianggap sebagai sosok sangat kontroversial, karena pandangannya tentang ras.

Bahkan sejarawan Richard Toye, penulis buku The Churchill Myths, menyatakan bahwa Churchil merupakan seseorang yang rasis. John Charmley, penulis buku Churchill: The End of Glory, mengatakan bahwa Churcill percaya pada hierarki rasial, di mana orang Kristen Protestan kulit putih berada paling atas, di atas umat Katolik kulit putih, sementara orang India lebih tinggi daripada orang Afrika.

Churchil dianggap telah membuat pernyataan tidak menyenangkan perihal orang-orang India yang katanya adalah orang-orang jahat dengan agama jahat, dan dia mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan tentang orang-orang China. Churchill juga menghadapi kritik atas pernyataannya tentang masyarakat Yahudi dan Islam, dan tindakannya, atau kurangnya kepeduliannya, atas kasus kelaparan Bengal 1943, yang menewaskan lebih dari dua juta orang. (BBC, 2020)

Referensi

Arbar, T. F. (8 Juni 2020). Siapa Edward Colston yang Buat Inggris Demo? Diambil dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20200608104111-4-163776/siapa-edward-colston-yang-buat-inggris-demo

Associated Press. (10 Juni 2020). Virginia Protesters Topple Christopher Columbus Statue, Throw It Into Lake. Diambil dari https://time.com/5851205/virginia-christopher-columbus-statue-down/

BBC. (10 Juni 2020). George Floyd protests: The statues being defaced. Diambil dari https://www.bbc.com/news/world-52963352

BBC. (9 Juni 2020). Robert Milligan: Slave trader statue removed from outside London museum. Diambil dari https://www.bbc.com/news/uk-england-london-52977088

Rubino, N. (10 Juni 2020). City of Boston to remove Christopher Columbus statue after vandalism, mayor says. Diambil darihttps://www.boston25news.com/news/local/boston-police-investigating-after-christopher-columbus-statue-beheaded/JFFXA3MBLZDLZKF5DBADAHZRMA/

Steed, L. (10 Juni 2020). Who was Robert Milligan and where is his statue? Diambil dari https://www.thesun.co.uk/news/11826120/who-robert-milligan-where-statue/

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet