Pendidikan Tetap Nomor Satu
Sektor pendidikan menjadi salah satu sektor penting yang terkena dampak dari pandemik COVID-19 karena untuk sementara tidak ada lagi aktivitas belajar-mengajar di kelas sambil berinteraksi langsung atau tatap muka dengan teman dan guru. Metode pembelajaran diubah, tidak lagi ada tatap muka melainkan tatap layar karena mulai diperkenalkan apa yang disebut sebagai pembelajaran digital atau pembelajaran jarak jauh. Selama negara di seluruh dunia terus menerapkan tindakan social/physical distancing untuk memperlambat penyebaran COVID-19, semakin besar kemungkinan bahwa penutupan sekolah akan berkepanjangan dan lama-kelamaan bisa jadi program pembelajaran jarak jauh akan menjadi bagian dari kenormalan baru.
Namun kita pasti memahami bahwa permasalahan yang utama adalah tidak semua mempunyai akses internet maupun sumber daya untuk melaksanakan pembelajaran daring.
Paul Reville, sebagai orang yang bergiat pada pendidikan di Massachusetts, menjelaskan dengan ciamik.
Beliau menjelaskan bahwa ada kecenderungan kalau kita menganggap sistem sekolah itu seragam, padahal sebenarnya sekolah secara luas berbeda, baik dalam bagaimana mereka beroperasi dan dampaknya terhadap anak. Hal ini sama seperti siswa sendiri yang sangat berbeda satu sama lain. Anak berasal dari latar belakang yang sangat berbeda dan memiliki sumber daya, peluang, dan dukungan yang sangat berbeda di luar sekolah. Sekarang setelah seluruh kehidupan belajar mereka (selama pandemik), serta kehidupan fisik mereka, berada di luar sekolah, perbedaan dan kesenjangan itu mulai jelas terlihat. Beberapa siswa akan merasa baik-baik saja selama krisis ini karena mereka memiliki akses yang memadai untuk belajar. Sebaliknya, siswa lain yang minim atau tidak memiliki akses yang akan sangat dirugikan.
Melihat permasalahan tersebut, dibutuhkan peran negara beserta jajarannya khususnya di bidang pendidikan untuk membuat formula yang tepat dan dapat dijangkau atau diakses oleh semua siswanya supaya pendidikan tetap dirasakan oleh mereka.
Di negara Indonesia sejauh ini membuat program pembelajaran daring gratis seperti “Rumah Belajar” dan “WeKiddo SMK Bisa” untuk para siswa/i dan “Program Guru Berbagi” untuk berbagi rencana pelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP) dengan guru-guru di seluruh Indonesia. Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan banyak penyedia pembelajaran daring untuk memberikan akses gratis selama beberapa hari dan ada juga bersama perusahaan telekomunikasi memberikan kuota secara gratis untuk keperluan pendidikan. Untuk daerah yang sulit atau tidak mempunyai koneksi internet, pemerintah bekerja sama dengan TVRI, penyiar televisi milik negara, dalam memberikan materi sekolah di dalam program “Belajar di Rumah”. Adapun juga upaya dari pihak sekolah, khususnya yang berada di wilayah pedesaan dan terpencil, harus mendatangi rumah siswa/i satu-per-satu untuk memberikan pembelajaran.
Bagaimana kalau di negara lain????
- China. Pemerintah daerahnya telah memobilisasi penyedia telekomunikasi untuk meningkatkan konektivitas internet untuk keluarga yang sulit atau kurang mendapatkan akses internet, terutama di daerah pedesaan. Permasalahan sinyal dan koneksi juga diperhatikan oleh Pemerintah China dengan meminta sekolah di berbagai daerah untuk log in pada waktu yang berbeda untuk menurunkan lalu lintas internet selama jam sibuk atau mengalihkan program kelas-spesifik ke jaringan kabel dan Internet Protocol TV, yang berfungsi untuk kedua mencakup lebih banyak siswa dan mengalihkan lalu lintas ke saluran alternatif pengiriman konten pendidikan. Selanjutnya, Pemerintah China memberikan televisi dengan koneksi internet kepada keluarga yang tidak mempunyai sumber daya dan akses ke pembelajaran daring. Departemen Pendidikannya juga membuat tidak mewajibkan para guru untuk mempersiapkan pelajaran mereka sendiri atau live-stream dan direkomendasikan untuk memanfaatkan pelajaran video yang sudah ada pada portal pendidikan seperti National Cloud-Platform for Educational Resources and Public Service yang berisi rekaman pembelajaran dari guru berpengalaman dengan pembelajaran online.
- Korea Selatan. Tiga perusahaan besar telekomunikasi Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan membebaskan biaya penggunaan data saat mengakses konten pendidikan online dari Educational Broadcasting System (EBS), sebuah jaringan penyiaran pendidikan yang menjadi tuan rumah sebagian besar program pembelajaran jarak jauh negara ini. Pemerintah Korea Selatan juga meminjamkan tablet dan laptop milik Kementerian Pendidikannya kepada 220.000 siswa/i yang membutuhkan. Korea Selatan juga meminta 90 persen dari pembelajaran diambil dari pelajaran yang direkam dan disediakan melalui EBS serta disiarkan di televisi dan radio. Sama halnya dengan China, untuk mengatasi permasalahan sinyal, Korea Selatan juga mengalihkan program kelas-spesifik ke jaringan kabel dan Internet Protocol TV.
- Argentina. Argentina mempunyai portal digital pendidikan nasional yang dinamakan Edu.car. Bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasinya, ENACOM, Argentina menjamin akses ke portal pendidikan tersebut tidak akan memakan data atau free of charge. Argentina juga mengembangkan program yang dinamakan “Seguimos Educando” bagi mereka sulit mendapatkan akses internet. Program ini berisi konten edukasi yang disiarkan melalui televisi selama 14 jam/hari dan 7 jam/hari di radio. Selanjutnya bagi siswa/i yang tidak mempunyai akses internet maupun teknologi, konten edukasi dari televisi dan radio tersebut dibuat ke dalam bentuk notebook dan dikirim ke rumah-rumah para siswa/i.
- Kenya. Dalam memberikan konten pendidikan di tengah pandemik, Pemerintah Kenya bekerja sama dengan Kenya Broadcasting Corporation dan Edu Channel TV memberikan konten pendidikan melalui siaran televisi dan radio setiap hari Senin-Jumat. Pembelajaran tersebut juga dapat diakses secara live-stream di Youtube Channel, EduTv Kenya. Perusahaan-perusahaan telekomunikasi swasta, seperti Safaricom, juga ikut berkontribusi bekerja sama dengan lembaga pendidikan seperti Eneza Education, Longhorn Publishers, dan Viusasa, untuk memberikan akses konten pendidikan secara gratis selama 60 hari. Nah ini yang unik dan keren banget, supaya koneksi internet dapat terjangkau dan diakses oleh seluruh siswa/i di wilayah pedesaan dan terpencil, Kenya Civil Aviation Authority (KCAA) bekerja sama dengan Alphabet Inc. dan Telkom Kenya membuat Google’s Loon Balloon mengambang di atas wilayah udara Kenya yang membawa stasiun berbasis sinyal 4G. Loon adalah jaringan balon stratosfer yang menyediakan konektivitas internet untuk masyarakat pedesaan dan terpencil. Balon ketinggian tinggi di stratosfer menciptakan jaringan nirkabel udara dengan kecepatan hingga 4G-LTE. Pengguna dapat terhubung ke jaringan balon menggunakan antena Internet khusus yang terpasang di rumah mereka masing-masing. Satu balon dapat memberikan konektivitas internet di area berdiameter 80km.
- Peru. Sama seperti negara lainnya, Peru juga menggunakan televisi dan radio untuk memberikan konten pendidikan kepada mereka yang masih belum mendapatkan akses internet. Nah tidak hanya itu, Pemerintah Peru mengeluarkan biaya sebesar 177 juta USD, untuk membeli dan mendistribusikan 897.000 tablet dengan koneksi internet ke siswa/i dan guru yang berada di wilayah pedesaan dan juga bagi yang keluarganya memiliki pendapatan rendah meskipun tinggal di wilayah urban. Rinciannya, 800.000 diberikan kepada para siswa/i dan 97.000 kepada guru-guru. Nah bagi mereka yang tinggal di wilayah minim atau tidak ada jaringan listrik, Pemerintah Peru juga memberikan pengisi daya tenaga surya atau solar chargers untuk mengisi daya dari tablet tersebut.
Tetap belajar ya kawan-kawan, jangan jadikan alasan pandemi buat malas-malasan~
Sumber:
Azzahra, F. (8 Mei 2020). [Policy Brief] Addressing Distance Learning Barriers in Indonesia Amid the Covid-19 Pandemic. Diambil dari https://www.cips-indonesia.org/post/addressing-distance-learning-barriers-inindonesia-amid-the-covid-19-pandemic
World Bank. (2020). How countries are using edtech (including online learning, radio, television, texting) to support access to remote learning during the COVID-19 pandemic. Diambil dari https://www.worldbank.org/en/topic/edutech/brief/how-countries-are-using-edtech-to-support-remote-learning-during-the-covid-19-pandemic
Jin, Y. (21 April 2020). Schooling During Pandemic Lessons China and South Korea. Diambil dari https://www.asiapacific.ca/publication/schooling-during-pandemic-lessons-china-and-south-korea