Perlombaan Vaksin COVID-19

Ruang Diskusi
5 min readAug 12, 2020

--

Pada Selasa (11/08) pagi, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan bahwa telah mendaftarkan vaksin pertama di dunia untuk melawan virus corona. Vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Instute di Moskow diberi nama ‘Sputnik V’, serupa dengan nama satelit buatan Rusia pertama.

Putin meminta Menteri Kesehatan Mikhail Murashko untuk memberikan informasi lebih detail tentang rencana imunisasi. Vaksin rencananya akan tersedia untuk masyarakat pada Januari 2021, tetapi tenaga medis dan guru akan diberikan prioritas.

Murashko menyatakan akan memulai penggunaan vaksin secara bertahap. Pertama, pemerintah akan menawarkan vaksinasi kepada tenaga medis, karena mereka yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi di tempat kerjanya. Guru juga menjadi prioritas, karena mereka yang bertanggung jawab untuk kesehatan anak.

Putin menekankan bahwa vaksinasi di Rusia hanya boleh dilakukan atas dasar sukarela, tanpa ada paksaan untuk menerima imunisasi. Putin pun turut memberikan testimoni bahwa salah satu putrinya telah divaksinasi dan suhu tubuhnya cepat menurun.

“Salah satu putri saya mendapat vaksin. Dalam hal ini, dia telah mengambil bagian dalam percobaan. Setelah vaksinasi pertama, dia memiliki suhu tubuh 38, hari berikutnya 37.” ujar Putin.

Teknologi dibalik vaksin Rusia didasarkan pada adenovirus atau flu biasa

Nikolay Briko, kepala ahli epidemiologi non-residen Kementerian Kesehatan Rusia menjelaskan

“Vaksin ini tidak dikembangkan dari awal, Pusat Penelitian Gamelei memiliki basis penelitian yang serius dan signifikan pada vaksin. Teknologi yang sempurna, sehingga prosesnya dipercepat agar tidak dibuat dari awal. Penting agar semua tahapan penelitian vaksin diikuti dan sesuai dengan persyaratan internasional.”

Namun, 'Sputnik V' belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Juru Bicara WHO, Tarik Jasarevic bahwa prakualifikasi vaksin apapun membutuhkan tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data keamanan dan keampuhan vaksin tersebut.

Rusia dianggap terlalu cepat untuk menyetujui vaksin sebelum tahap akhir uji klinis, sehingga membuat beberapa kalangan khawatir dan menimbulkan asumsi bahwa Moskow menempatkan prestise nasional di atas keselamatan masyarakat.

Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, Alex Azar kepada ABC menjelaskan

“Intinya bukanlah menjadi (vaksin) yang pertama, namun memiliki vaksin yang aman dan efektif untuk masyarakat Amerika dan dunia.”

Meskipun dihujani kritik oleh berbagai pihak, vaksin Rusia diklaim telah memperoleh minat dari negara lain sebanyak lebih dari satu miliar pesanan. Kiril Dmitriev, Kepala Russian Direct Investment Fund dan sekaligus yang mendanai penelitian vaksin mengatakan

“Kami telah melihat minat yang cukup besar terhadap vaksin Rusia yang dikembangkan oleh Gamalei Institute diluar negeri. Selain itu, kami telah menerima aplikasi awal untuk lebih dari 1 miliar dosis vaksin dari 20 negara.”

“Sejauh ini, negara-negara di Amerika Latin, Timur Tengah, dan Asia telah menunjukkan minat terbesar pada vaksin, dan kami akan menyelesaikan sejumlah kontrak untuk pembelian vaksin. Kami juga telah mencapai kesepakatan untuk melakukan uji coba terkait vaksin corona dengan mitra dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan sejumlah negara lain,” ujarnya.

Perkembangan Vaksin COVID-19

Para peneliti dari universitas maupun lembaga dan perusahaan medis dari banyak negara berlomba untuk mengembangkan vaksin melawan COVID-19. Vaksin biasanya membutuhkan pengujian bertahun-tahun dan waktu tambahan untuk diproduksi dalam skala besar, namun para ilmuwan berharap dapat mengembangkan vaksin virus corona dalam 12 hingga 18 bulan.

Cara kerja vaksin umumnya meniru virus atau bagian dari virus untuk melindungi atau menstimulasi sistem kekebalan dalam mengembangkan antibodi. Vaksin dibutuhkan kesesuaian dengan standar keamanan yang lebih tinggi, karena akan diberikan kepada jutaan bahkan miliaran masyarakat.

Sebelum didistribusikan, vaksin harus melalui serangkaian fase ini:

  • Pengujian Praklinis: Para ilmuwan akan memberikan vaksin kepada hewan seperti tikus atau monyet untuk melihat apakah vaksin tersebut menghasilkan respons imun yang sesuai.
  • Fase I Uji Coba Keamanan: Para ilmuwan memberikan vaksin kepada sejumlah kecil orang untuk menguji keamanan dan dosis serta untuk memastikan bahwa vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan serta apakah aman untuk diteliti lebih lanjut.
  • Fase II Perluasan Uji Coba: Ilmuwan memberikan vaksin kepada ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti anak-anak dan orang tua, untuk melihat apakah vaksin tersebut bekerja secara berbeda pada mereka. Uji coba ini lebih lanjut menguji keamanan vaksin dan kemampuan untuk merangsang sistem kekebalan.
  • Fase III Uji Efikasi: Ilmuwan memberikan vaksin kepada ribuan orang dan menunggu untuk melihat berapa banyak yang terinfeksi, dibandingkan dengan sukarelawan yang menerima plasebo. Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin sepenuhnya melindungi dari virus corona.
  • Diterima: Regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakah akan menyetujui vaksin atau tidak. Setelah vaksin dilisensikan, peneliti terus memantau orang yang menerimanya untuk memastikannya aman dan efektif.
  • Fase Gabungan: Cara lain untuk mempercepat pengembangan vaksin adalah dengan menggabungkan fase. Beberapa vaksin virus corona sekarang dalam uji coba Fase 1/2, misalnya, di mana mereka diuji untuk pertama kali pada ratusan orang.

Terhitung Rabu (12/08), terdapat 165 kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh universitas, lembaga, maupun perusahaan dan sedang diawasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

  • Lebih dari 135 kandidat berada di tahap praklinis.
  • Fase pertama sebanyak 12 kandidat
  • Fase kedua sebanyak tiga kandidat. Fase gabungan pertama dan kedua sebanyak 6 kandidat
  • Fase ketiga sebanyak dua kandidat. Fase gabungan kedua dan ketiga sebanyak dua kandidat.
  • Telah disetujui sebanyak dua kandidat.

Sejauh ini, dua kandidat vaksin yang sudah masuk tahap approved, yaitu vaksin dari CanSino Biologics dan The Gamaleya Research Institute.

  • CanSino Biologics merupakan perusahaan China yang mengembangkan vaksin COVID-19. Pada Mei, mereka menerbitkan hasil yang menjanjikan dari uji coba keamanan Fase 1, dan pada Juli mereka melaporkan bahwa uji coba Fase 2 menunjukkan bahwa vaksin menghasilkan respons imun yang kuat. Militer China menyetujui vaksin selama setahun sebagai “obat yang dibutuhkan secara khusus.” Minggu (09/08), Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan bahwa CanSino Biologics akan menjalankan uji coba Tahap 3 di Arab Saudi. Perusahaan sedang bernegosiasi dengan negara lain untuk uji coba lebih lanjut.
  • The Gamaleya Research Institute merupakan bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia. Mereka meluncurkan uji coba Fase 1 pada bulan Juni dan kemudian pada bulan Juli, Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia mengumumkan bahwa negara tersebut dapat memulai produksi vaksin pada akhir tahun. Selanjutnya seperti yang ditulis sebelumnya, Presiden Vladimir V. Putin mengumumkan bahwa regulator perawatan kesehatan Rusia telah menyetujui vaksin tersebut. Hal ini dianggap kontroversi karena vaksin tersebut disetujui tanpa pengujian Fase 3.

Penulis: Rafi Widyadhana Saputra; Editor: G. Giovani Yudha B; Perancang Visual: Zaki Khudzaifi dan Yundira Putri Rahmadanti

Referensi

Corum, J., Grady, D., Wee, S. L., & Zimmer, C. (11 Agustus 2020). Coronavirus Vaccine Tracker. Diambil dari https://www.nytimes.com/interactive/2020/science/coronavirus-vaccine-tracker.html

Kommenda, N. & Jones. F. H. (11 Agustus 2020). Covid vaccine tracker: when will we have a coronavirus vaccine?. Diambil dari https://www.theguardian.com/world/ng-interactive/2020/aug/11/covid-vaccine-tracker-when-will-we-have-a-coronavirus-vaccine

World Health Organization. (10 Agustus 2020). Draft landscape of COVID-19 candidate vaccines. Diambil dari https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines

Jakarta Post. (11 Agustus 2020). Russia becomes first country to approve a COVID-19 vaccine, says Putin. Diambil dari https://www.thejakartapost.com/news/2020/08/11/russia-becomes-first-country-to-approve-a-covid-19-vaccine-says-putin.html

MacDonald, B. (11 Agustus 2020). Putin says Russia’s Health Ministry has approved world’s FIRST Covid-19 vaccine, his own daughter has been vaccinated. Diambil dari https://www.rt.com/russia/497671-putin-covid-19-vaccine-first/

Russian Today. (11 Agustus 2020). ‘Safe & effective’ over ‘first’: US throws shade at Russia’s first-to-market Covid-19 vaccine. Diambil dari https://www.rt.com/news/497715-azar-on-russian-vaccine/

Tickle, J. (11 Agustus 2020). World’s first registered Covid-19 vaccine named ‘Sputnik V’, Russia launches official website. Diambil dari https://www.rt.com/russia/497707-russian-vaccine-sputnik-v-website/

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet