Perselisihan “Tak Kunjung Usai” Wilayah Perbatasan India-China

Ruang Diskusi
6 min readJun 19, 2020

--

Negara China tidak ada hentinya menjadi sorotan dunia. Kali ini, China mengalami ketegangan dengan India di wilayah perbatasan, menyusul terjadinya bentrokan antara militer India dan militer China di Ladakh, wilayah Kashmir yang menjadi wilayah sengketa pada hari Senin (15/6) malam. Dalam bentrokan tersebut 20 tentara India tewas setelah mengalami kondisi kritis dan berada di daerah bersuhu di bawah nol di dataran tinggi yang memperparah kondisi para tentara. Kematian tersebut menjadi korban militer pertama di sepanjang wilayah sengketa yang terjadi selama lebih dari 40 tahun.

Gambar: BBC

Dua kekuatan militer ini telah bersitegang selama beberapa dekade atas wilayah di dataran tinggi Kashmir. Tentara kedua negara saling berhadapan di banyak titik di sepanjang 3.440 km (2.100 mil) garis perbatasan. Ketegangan meningkat setelah India membangun jalan di Ladakh, di sepanjang Line of Actual Control (LAC) atau garis demarkasi merupakan garis pemisah yang ditentukan dalam perundingan gencatan senjata oleh pihak yang berperang.

Pembangunan jalan tersebut membuat China marah, dan mengerahkan pasukan serta membangun infrastruktur di wilayah yang disengketakan. Menurut pemerintah India, korban dalam insiden tersebut sebenarnya dapat dihindarkan apabila China menghormati kesepakatan yang telah terjalin. Sementara itu pemerintah China menyebutkan bahwa insiden tersebut dimulai oleh tentara India sehingga bentrokan tidak dapat dihindarkan.

Bagaimana kedua belah pihak melihat insiden tersebut?

Pada Selasa pagi (16/6), India mengatakan tiga tentaranya, termasuk seorang perwira, tewas dalam bentrokan di Ladakh, di wilayah Kashmir yang disengketakan. Selain itu 17 tentara India yang terluka dalam menjalankan tugas, meninggal karena kritis, menjadikan total tentara yang tewas dalam menjadi 20 orang.

India menuduh China mengirim ribuan tentara ke lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China telah menempati 38.000 km persegi (14.700 mil persegi) wilayahnya. Pada awal Mei, pasukan China memasang tenda, menggali parit dan memindahkan alat berat beberapa kilometer di lembah Galwan di Ladakh yang dianggap India sebagai wilayahnya. Ajai Shukla, seorang analis pertahanan India, telah mengklaim bahwa China telah menguasai 60 km persegi wilayah India di daerah itu selama satu bulan terakhir. Selain itu, pada 2017 India menyebut China telah melanggar batas wilayah setelah China mencoba untuk memperpanjang jalan perbatasan melalui dataran tinggi yang disengketakan. China dituduh telah menguasai lebih dari 60 kilometer persegi wilayah patroli India yang terbagi antara tepi utara Danau Pangong dan sektor Sungai Galwan. Selain itu pasukan militer China juga memblokir akses ke beberapa ‘Titik Patroli’ (PP) India di sepanjang LAC, yang merupakan wilayah patrol tentara India selama beberapa dekade untuk menegaskan klaim mereka atas daerah tersebut.

Bagaimana dengan China? Menurut China, pasukan India “melanggar” kesepakatan bersama, melintasi perbatasan dua kali dan melakukan serangan provokatif terhadap pasukannya. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa tentara India telah melintasi perbatasan, memprovokasi dan menyerang personel China, dan menyebabkan konfrontasi fisik yang serius antara pasukan perbatasan.

Selain itu keputusan India untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur telah memicu kemarahan China. India sedang mengerjakan dua jalan utama di dekat perbatasan China di Ladakh timur — tempat perselisihan selama berminggu-minggu dengan tetangga utaranya untuk menyediakan konektivitas ke daerah penting yang oleh militer disebut Sub-Sektor Utara. Jalan yang pertama menghubungkan Darbuk-Shyok-Daulat Beg Oldi (DS-DBO) yang menyediakan konektivitas ke pos terdepan di negara itu, Daulat Beg Oldi. Jalan kedua yang dibangun adalah jalur Sasoma ke Saser La yang berada di barat daya DBO, dan dapat memberikan rute alternatif menuju DBO di dekat Karakoram. Kebijakan India untuk membangun sebuah jalan baru dikhawatirkan dapat meningkatkan kemampuan India untuk memobilisasi pasukan dan persenjataan jika terjadi konflik.

Konflik yang terjadi di Ladakh merupakan hasil dari perselisihan yang sudah terbangun sejak lama terkait wilayah. Berikut tahun-tahun penting dalam konflik yang berlangsung antara India dan China:

· Penetapan Garis McMahon 1914

Awal mula dari konflik ini terjadi sekitar pada tahun 1914, ketika representasi Inggris, bertemu dengan China dan Tibet di wilayah Simla (India). Pertemuan ini dilakukan untuk menegosiasikan sebuah perjanjian, diusulkan oleh pejabat colonial Inggris, Henry McMahon, untuk menentukan status Tibet dan menyelesaikan permasalahan perbatasan antara China dan British India. China menolak keras persyaratan yang memungkinkan Tibet menjadi otonom. Meskipun terjadi penolakan, Inggris dan Tibet tetap menandatangani perjanjian tersebut dan menetapkan garis perbatasan yang disebut Garis McMahon.

· Kunjungan Nehru ke Beijing tahun 1959

India mewarisi perselisihan perbatasan dengan China dari penguasa kolonial Inggris. China tidak pernah mengakui perbatasan yang dikenal sebagai Garis McMahon, dan saat ini mengklaim 90.000 kilometer persegi dan hampir semua wilayah tersebut merupakan bagian dari wilayah Arunachal Pradesh, India. Namun sengketa perbatasan pertama kali berkobar saat kunjungan perdana menteri pertama India, Jawaharlal Nehru, ke Beijing pada tahun 1959. Nehru mempertanyakan batas-batas yang ditunjukkan pada peta resmi China yang memasukkan wilayah Bhutan sebagai bagian dari Tibet.

· Perang Sino-India tahun 1962

Selama perselisihan tentang demarkasi perbatasan, pasukan China berduyun-duyun menuju perbatasan yang disengketakan dengan India pada tahun 1962. Hal ini memicu perang selama empat minggu yang menewaskan ribuan orang di pihak India sebelum pasukan China mundur. China mempertahankan wilayah Aksai Chin, koridor strategis yang menghubungkan Tibet dengan China barat. Sementara itu India masih mengklaim seluruh wilayah Aksai Chin sebagai miliknya, serta lembah Shaksgam yang dikendalikan China di dekat Kashmir utara.

· Konflik Nathu La 1967

Nathu La merupakan jalur gunung tertinggi di India, yang terletak di negara bagian Sikkim di bagian timur laut, dan berada di antara wilayah perbatasan Bhutan-Tibet. Selama serangkaian bentrokan, India mengatakan sekitar 80 tentaranya tewas dan sekitar 400 korban berasal dari pihak China.

· Penyergapan Tulung La 1975

Pertempuran ini adalah kali terakhir dilaporkan terjadi tembakan yang melintasi perbatasan yang disengketakan. Empat tentara India disergap dan dibunuh di sepanjang garis pemisah di Arunachal Pradesh. India menyalahkan China karena menyeberang ke wilayah India.

· Dataran tinggi Doklam 2017

India dan China mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan di wilayah Doklam Bhutan setelah tentara India mengirim pasukan untuk menghentikan pembangunan jalan yang dilakukan oleh China di daerah tersebut. Dataran tinggi Doklam sangat penting China, karena menghubungkan negara-negara bagian timur laut India dengan bagian lain negara itu. Masalah ini dapat diselesaikan setelah dilakukan pembicaraan oleh pihat terkait.

· Konfrontasi Ladakh 2020

India pada hari selasa melaporkan bahwa 20 tentaranya terbunuh setelah bentrokan hebat dengan pasukan China di Lembah Galwan, yang merupakan wilayah strategis dan penting di perbatasan Himalaya. Bentrokan itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan meningkat dimana beberapa tentara India dan China menjadi korban dalam pertempuran di perbatasan di negara bagian Sikkim. Menurut pemerintah India, pasukan China melanggar batas demarkasi dan masuk ke wilayah Ladakh dan India. Sebelumya kedua negara akan menyelesaikan konflik secara damai setelah pertemuan tingkat tinggi antara komandan militer. Selanjutnya, India mengungkapkan bahwa upaya itu tidak berhasil, dan kedua belah pihak saling menyalahkan. China sendiri membenarkan ada korban dalam bentrokan tersebut, tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut

Referensi

Al Jazeera. (17 Juni 2020). India-China border tensions: Key dates in decades-long conflict. Diambil dari https://www.aljazeera.com/news/2020/06/india-china-border-tensions-key-dates-decades-long-conflict-200617025851066.html

BBC. (16 Juni 2020). India-China clash: 20 Indian troops killed in Ladakh fighting. Diambil dari https://www.bbc.com/news/world-asia-53061476

BBC. (17 Juni 2020). India-China dispute: The border row explained in 400 words. Diambil dari https://www.bbc.com/news/world-asia-53062484

BBC Indonesia. (17 Juni 2020). China: Korban bertambah, 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan militer China. Diambil dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53062089

CNN Indonesia. (17 Juni 2020). Kronologi Bentrokan Tentara China dan India di Perbatasan. Diambil dari https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200617115201-113-514220/kronologi-bentrokan-tentara-china-dan-india-di-perbatasan

Goldman, R. (17 Juni 2020). India-China Border Dispute: A Conflict Explained. Diambil dari https://www.nytimes.com/2020/06/17/world/asia/india-china-border-clashes.html

Shukla, A. (8 Juni 2020). China has captured 60 sq km of Indian land! Diambil dari https://www.rediff.com/news/special/china-has-captured-60-sq-km-of-indian-land/20200608.htm

Singh, R., & Choudhury, S. (9 Juni 2020). India working on two roads in Ladakh amid border row. Diambil dari https://www.hindustantimes.com/india-news/india-working-on-two-roads-in-ladakh-amid-border-row/story-lAh4LPrp20Z1wxX4AU9EON.html

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet