Pfizer Lebih Efektif dari Sinovac, Benarkah?

Ruang Diskusi
4 min readDec 30, 2020

--

Pada Vaksin Corona Seri ke-1, telah dibahas mengenai vaksin Sinovac secara lebih dalam. Lalu untuk Vaksin Corona Seri ke-2 kali ini, mari kita coba cari tau lebih lanjut tentang vaksin Covid-19 lainnya, yaitu Pfizer. Pfizer merupakan salah satu vaksin Covid-19 yang bahkan menjadi kandidat utama untuk berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Pfizer merupakan perusahaan farmasi yang didirikan oleh Charles Pfizer dan Charles F. Erhart pada tahun 1849 di New York. Saat ini Pfizer juga berkantor pusat di New York, Amerika Serikat.

Berbeda dengan Sinovac yang belum mendapatkan hasil fase Uji Coba Tahap III, Pfizer telah melewati seluruh rangkaian uji coba termasuk Tahap III yang telah terdapat hasilnya. Pfizer, yang bekerja sama dengan BioTech, melaporkan hasil uji coba terakhirnya pada 18 November 2020 dengan hasil 95% efektif dalam mencegah Covid-19 tanpa masalah keamanan yang besar atau berbahaya.

Vaksin Pfizer-BioNTech adalah vaksin messenger RNA (mRNA). Vaksin konvensional umumnya diproduksi menggunakan bentuk virus yang dilemahkan, namun untuk mRNA hanya menggunakan kode genetik virus. Untuk penggunaannya, vaksin mRNA akan disuntikkan ke dalam tubuh setelah itu memasuki sel-sel dan mengaktifkan sel tersebut untuk membuat antigen. Antigen ini yang dikenali oleh sistem kekebalan dan mempersiapkannya untuk melawan virus corona.

Dilansir dari Pharmacytimes, vaksin mRNA ini tidak dibuat dengan virus SARS-CoV-2 utuh. Artinya, tidak ada kemungkinan siapapun dapat tertular dari suntikan. Hal ini disebabkan karena vaksin tersebut berisi potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein spike di permukaan SARS-CoV-2 sehingga potongan ini tidak akan berpotensi menularkan Covid-19.

Namun karena Pfizer merupakan vaksin mRNA dan mRNA bersifat rapuh, maka molekulnya akan cepat hancur pada suhu kamar. Oleh karena itu, vaksin ini memerlukan tempat khusus yang mampu menjaga suhu tetap pada -94 derajat Fahrenheit (atau sekitar -70 derajat celsius) agar vaksin ini tetap dapat digunakan secara maksimal.

Demografis dari Uji Klinis Pfizer

Sebelum diperjual-belikan untuk publik, Pfizer telah melakukan Uji Klinis Fase 2 dan 3 pada beberapa kelompok orang. Tepatnya sekitar 43.500 orang dari 6 negara telah mengikuti uji coba dan tidak ada masalah keamanan yang ditemukan.

Jadi, Uji Coba vaksin Pfizer-BioNTech ini mencakup orang-orang dari kategori ras dan etnis sebagai berikut:

  • 81.9% orang berkulit putih
  • 26,2% orang Hispanik/Latin
  • 9,8% orang Afrika Amerika
  • 4,4% orang Asia
  • <3% ras/etnis lain

Dengan rincian usia dan jenis kelamin:

  • 50,6% laki-laki
  • 49,4% perempuan
  • 21,4% perempuan dan laki-laki usia 65 tahun ke atas

Selain itu dilihat pula kondisi medis mendasar yang paling sering didapati, seperti obesitas (35,1%), diabetes (8,4%), dan penyakit paru (7,8%).

Efek samping paling umum

Setelah disuntikkan vaksin pada tubuh seseorang, akan terdapat beberapa efek samping yang umum dirasakan. Untuk di lengan tempat mendapat suntikan, akan menimbulkan:

  • Rasa sakit
  • Pembengkakan
  • Kemerahan

Sedangkan untuk seluruh tubuhmu, akan menimbulkan:

  • Panas dingin
  • Kelelahan
  • Sakit kepala

Perlu diketahui bahwa efek samping ini biasanya mulai terasa dalam waktu satu atau dua hari setelah mendapatkan vaksin. Gejala tersebut mungkin terasa seperti gejala flu dan bahkan dapat memengaruhi kemampuanmu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tapi tidak perlu takut atau khawatir karena gejala-gejala ini akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Selain itu, perlu diketahui bahwa vaksin Pfizer-BioNTech tidak dianjurkan untuk orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah serta direkomendasikan untuk digunakan oleh seseorang yang berusia 16 tahun ke atas.

Negara Pengguna Pfizer

Dengan efektivitasnya teruji mencapai 95%, maka banyak negara yang ingin membeli vaksin Pfizer. Terhitung sejak November 2020, perusahaan Pfizer telah mencapai kesepakatan bersama dengan Uni Eropa dan Inggris. Komisi Eropa sendiri memesan 200 juta dosis vaksin, sedangkan Inggris memesan sebanyak 40 juta dosis. Lalu di tanggal 27 Desember 2020, Arab Saudi, Singapura, dan Meksiko turut mengambil langkah yg sama seperti Uni Eropa dan Inggris.

Untuk memproduksi vaksin-vaksin ini, Pfizer akan memperbanyak vaksin di pabrik BioNTech, Jerman serta pabrik Pfizer di Belgia.

Seiring dengan resmi dipasarkannya Pfizer ke publik, beberapa tokoh pun memutuskan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 menggunakan Pfizer. Beberapa tokoh tersebut di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden; PM Israel, Netanyahu; bintang film Lord of The Rings, Sir Ian McKellen; serta Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence dan istrinya.

Pfizer dan Moderna yang Kebal Hukum

Meski Joe Biden dan Mike Pence sudah menggunakan Pfizer, namun ternyata Pfizer tetap menimbulkan respons pro dan kontra di Amerika. Hal ini disebabkan karena Pfizer memiliki kekebalan hukum yang mengakibatnya munculnya rasa tidak percaya publik pada inokulasi Covid-19 di Amerika.

Masyarakat, utamanya warga Amerika Serikat, yang telah melakukan vaksinasi Pfizer tidak dapat menuntut perusahaan apabila mengalami efek samping yang parah. Selain itu, Pemerintah Amerika kemungkinan besar juga tidak akan memberikan kompensasi untuk risiko kerusakan yang akan ditimbulkan.

Selain Pfizer, terdapat vaksin lain yang juga mendapatkan kekebalan dari Pemerintah Federal, yaitu vaksin Moderna. Kekebalan hukum ini dapat membebaskan Pfizer dan Moderna dari tanggung jawab bila terjadi kesalahan yang tidak disengaja dari vaksin buatannya. Penerima vaksin juga tidak bisa menuntut Administrasi Makanan dan Obat (FDA) karena telah mengesahkan vaksin untuk penggunaan darurat. Sebenarnya, alasan dibalik pemberian kekebalan hukum ini terletak pada jadwal pengembangan vaksin yang harus dipercepat.

Penulis: M. Firjatullah; Penyunting naskah: Yundira Putri; Perupa visual: Zaki Khudzaifi

Referensi

  • Cavanagh, N. (2020, Desember 2). Who owns Pfizer and where is the vaccine made? Retrieved from The Sun: https://www.thesun.co.uk/news/13154699/who-owns-pfizer-where-company-based/
  • CDC. (2020, Desember 22). Information about the Pfizer-BioNTech COVID-19 Vaccine. Retrieved from Centers for Disease Control and Prevention: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/different-vaccines/Pfizer-BioNTech.html
  • CNN Indonesia. (2020, November 11). Kelebihan dan Kekurangan Vaksin mRNA Seperti Milik Pfizer. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20201111133206-199-568507/kelebihan-dan-kekurangan-vaksin-mrna-seperti-milik-pfizer
  • CNN Indonesia. (2020, Desember 18). Warga AS Tak Bisa Gugat Pfizer-Moderna bila Alami Efek Vaksin. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201218164512-134-583977/warga-as-tak-bisa-gugat-pfizer-moderna-bila-alami-efek-vaksin
  • Kompas.com. (2020, Desember 11). Menilik Perbandingan Vaksin Corona Pfizer dengan Sinovac, Apa Saja? Retrieved from Kompas: https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/11/063000665/menilik-perbandingan-vaksin-corona-pfizer-dengan-sinovac-apa-saja-?page=all

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet