Prediksi Dunia Pasca Pandemik COVID-19
Pandemik virus corona sudah berlangsung selama kurang lebih 4 bulan dan jelas membuat kita sudah merasa lelah, letih, dan lesu, serta merasa kangen untuk berakitivitas seperti biasanya. Harapan muncul ketika mulai ada kabar-kabar secara serentak bahwa kita akan memasuki masa kenormalan baru atau “new normal”. Sosialisasi kenormalan baru sudah dilakukan oleh tiap-tiap negara, mulai dari apa saja yang harus dilakukan dan jangan dilakukan selama beraktivitas sampai virus ini dapat diminimalisir sekecil mungkin eksistensinya atau sampai manusia bisa kebal dengan virus ini. Tapi masih ada satu hal yang menjadi pertanyaan yaitu bagaimana gambaran dunia pasca pandemik virus corona ini?
Nah, di sini terdapat 10 akademisi atau ahli yang memprediksi kedepannya dunia ini seperti apa, antara lain:
a. Stephen M. Walt, profesor Universitas Harvard, menyatakan bahwa pandemik virus corona ini akan memperkuat nasionalisme suatu negara. Masyarakat akan meminta perhatian lebih dari pemerintah negaranya masing-masing untuk melindungi mereka. Menurut Walt, pandemik ini menodai citra dari negara-negara Barat (seperti negara-negara Eropa dan Amerika Serikat) karena dinilai lambat dan serampangan dalam menangani virus ini dibandingkan negara-negara Timur yang lebih responsif, khususnya negara-negara Asia. Diakhir, Walt memprediksi apabila virus corona semakin mematikan, perencanaan negara yang tidak memadai dalam penanganan, dan kepemimpinan yang tidak kompeten, pandemik virus corona ini akan membuat negara-negara menjadi kurang terbuka dan kurang sejahtera.
b. Roben Niblett, Director dan Chief Executive Chatham House, menyatakan bahwa pandemik virus corona telah dan akan memaksa pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memperkuat kemampuan mereka dalam menghadapi isolasi ekonomi yang sudah biasa mereka lakukan selama pandemik untuk mencegah penularan dari negara lain. Selain itu, menurutnya pandemik ini menjadi ajang pemimpin politik untuk mendapatkan salah satu modal politik yaitu dukungan dari warga negaranya. Pemimpin politik akan mendapat dukungan apabila dapat mengelola krisis pandemik dengan baik, sementara bagi pemimpin politik yang gagal dan merasa sulit untuk menanganinya, akan menyalahkan pihak lain atas kegagalannya.
c. Kishore Mahbubani, penulis buku berjudul “Has China Won? The Chinese Challenge to American Primacy”, menyatakan bahwa pandemik virus corona mempercepat perubahan pandangan ekonomi negara-negara di dunia dari yang sebelumnya “AS-Sentris” ke arah “China-Sentris” karena selama ini China dinilai mampu bersaing dengan Amerika Serikat di mana saja.
d. G. John Ikenberry, profesor dari Universitas Princeton menyatakan bahwa setelah pandemik virus corona, Amerika Serikat dan negara-negara Barat akan mengedepankan kebijakan nasionalis terlebih dahulu sebagai reaksi atas kerentanan yang mereka alami selama pandemik dan perlahan kemudian akan kembali terbuka untuk melakukan hubungan internasional yang lebih protektif dan pragmatis.
e. Shannon K. O’Neil, penulis buku berjudul “Two Nations Indivisible: Mexico, the United States, and the Road Ahead”, menjelaskan bahwa pandemik virus corona membuat pabrik, rumah sakit, apotek, supermarket, dan toko ritel kehilangan persediaan dan produk-produk mereka akibat terganggunya rantai pasokan. Kedepannya, perusahaan akan lebih memperhatikan asal-usul pasokan yang mereka peroleh dan pemerintah akan memaksa industri-industri strategis untuk memiliki rencana cadangan dan ketersediaan produk cadangan. Hal ini dilakukan supaya terciptanya stabilitas pasokan untuk kebutuhan masyarakat.
f. Shivshankar Menon, Mantan Penasihat Keamanan Nasional India, menyatakan bahwa negara yang mempunyai pemimpin otoriter atau populis kurang baik dalam menangani permasalahan pandemik ini dibandingan negara-negara dengan kepemimpinan demokratis seperti Korea Selatan dan Taiwan. Berbeda dengan Walt, menurut Mantan Penasihat Keamanan Nasional India ini, pandemik membuktikan bahwa negara-negara saling ketergantungan satu sama lain. Pandemik ini mengajarkan pentingnya bekerja sama secara multilateral dalam menangani isu-isu yang bersifat global.
g. Joseph S. Nye, Jr, ahli dan profesor hubungan internasional, menilai bahwa adanya pandemik virus corona membuktikan bahwa Amerika Serikat tidak mempunyai strategi memadai sebagai negara yang dikenal sebagai great power. Menurutnya, pasca pandemik ini membuat negara-negara belajar bahwa ancaman yang sifatnya global seperti perubahan iklim dan virus corona membutuhkan kemampuan yang merata dari masing-masing negara bukan perasaan lebih unggul dari negara lain.
h. John Allen, Presiden Brookings Institution dan mantan komandan NATO, menilai bahwa pasca pandemik ini, negara-negara berkembang akan mengalami kerentanan setelah mengalami penurunan produktivitas secara nasional maupun global selama pandemik. John Allen juga menyatakan bahwa “sejarah akan ditulis oleh pemenang krisis COVID-19”, artinya negara yang berhasil menangani krisis, baik dari negara yang punya sistem politik dan sistem ekonomi yang unik sekalipun, negara tersebut akan mengklaim keberhasilan mereka dan menganggap sistem mereka yang paling tepat untuk diterapkan. Kalau tak diduga-duga Korea Utara yang berhasil menangani krisis, apakah kita mau hidup seperti masyarakat Korea Utara?~
i. Richard N. Haas, Presiden Council of Foreign Relations, khawatir kalau pasca pandemik virus corona ini, pemerintah tiap-tiap negara akan lebih berfokus kepada dirinya sendiri untuk membangun kembali “negaranya pasca krisis”, dibandingkan untuk kembali berkontribusi terhadap permasalahan yang terjadi di luar wilayah mereka, artinya akan adanya kerentanan rantai pasokan karena negara-negara semakin selektif dalam kerja sama, terjadi penolakan yang lebih besar terhadap kedatangan imigran, dan kurangnya komitmen untuk mengatasi permasalahan global seperti perubahan iklim.
j. Kori Schake, Wakil Direktur Jenderal Institute for Strategic Studies, langsung menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak bisa lagi dilihat sebagai pemimpin internasional. Hal ini didasari bahwa menurutnya dampak dari pandemik virus corona bisa dikurangi apabila Amerika Serikat lebih awal meminta informasi atau bantuan dari organisasi internasional, seperti WHO dan lainnya sehingga pemerintah negara lainnya dapat menyiapkan dan mengerahkan dengan baik sumber daya untuk penanganan virus corona. “Amerika Serikat gagal dalam ujian kepemimpinan dan dunia lebih buruk karenanya” — Kori Schake.
Sepuluh pandangan tersebut merupakan pandangan dari ahli yang memprediksi jadi apa sih dunia setelah pandemik virus corona ini. Kalian bisa pilih tuh mana saja yang sesuai dengan imajinasi dan pikiran kalian atau kalian bisa punya perspektif baru yang berbeda, karena tidak ada salahnya berimajinasi dan mengutarakan pendapat.
Sumber:
Allen John et al., (20 Maret, 2020). How the World Will Look After the Coronavirus Pandemic. Diambil dari https://foreignpolicy.com/2020/03/20/world-order-after-coroanvirus-pandemic/