Tidak Hanya WHO, Berikut 11 Korban Trump Lainnya

Ruang Diskusi
5 min readJun 3, 2020

--

Sejak Oktober 2016 hingga Mei 2020, Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Presiden Trump suka ngambek dengan mengambil kebijakan untuk mempertimbangkan keanggotaan hingga putus hubungan di sebelas institusi global seperti organisasi internasional dan dari berbagai perjanjian kerja sama bilateral maupun multilateral. WHO bukanlah menjadi satu-satunya korban kekesalan Trump, masih ada sebelas korban lainnya yang kena omel dan diputusin oleh Presiden Amerika Serikat yang satu ini.

  1. Oktober 2016: Presiden Trump mulai mempertimbangkan keanggotaannya di dalam NAFTA apabila tidak ada kesepakatan baru untuk mereformasi NAFTA. Trump mengatakan berulang kali bahwa NAFTA merupakan salah satu kesepakatan dagang terburuk yang pernah ada. Trump menilai kesepakatan NAFTA berdampak sangat buruk bagi perusahaan dan pekerja di Amerika Serikat.
  2. November 2016: Amerika Serikat memutuskan untuk mundur dari Trans Pacific Partnership (TPP). Presiden Trump menyebutkan bahwa TPP merupakan “bad, bad, bad deal”. Jika Amerika Serikat masih bergabung dengan TPP pada saat ini, maka signatories (pihak yang menyetujui dan menandatangani) perjanjian perdagangan tersebut setidaknya mewakili 40% PDB global.
  3. Juni 2017: Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) yang telah disepakati oleh 196 negara pada tahun 2015. Hal yang dilakukan oleh Presiden Trump karena merasa tidak adil atas beban ekonomi yang dibebankan kepada pekerja, pebisnis, dan pembayar pajak lainnya di Amerika Serikat. Padahal menurut AS, mereka sudah mengurangi semua jenis emisi. Mereka menunjukkan data bahwa emisi yang termasuk ke dalam kriteria polusi udara AS yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan, sudah menurun sebesar 74% antara tahun 1970 dan 2018. Emisi gas rumah kaca AS katanya juga turun 13% dari 2005–2017, bahkan ketika ekonomi kita tumbuh lebih dari 19 persen. Keputusan putus hubungan ini ditentang oleh para aktivis lingkungan di Amerika Serikat dan seluruh dunia.
  4. Juli 2017: Presiden Trump mulai mempertimbangkan kembali keanggotaannya sebagai bagian dari pakta pertahanan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan datang membantu negara-negara anggota NATO di bidang pertahanan dan keamanan, apabila mereka memenuhi kewajibannya. Trump menyinggung anggota NATO yang tidak mengeluarkan 2 persen dari PDB mereka untuk pertahanan. Diketahui, pengeluaran militer Amerika Serikat adalah sekitar 4 persen dari PDB, dan Trump telah menyinyir sekutu karena tidak memenuhi kewajiban pengeluaran NATO sebesar 2 persen dari hasil ekonomi. Diakhir, Trump mengejutkan para pemimpin negara yang hadir dengan menuntut 4 persen sama seperti yang dilakukannya .
  5. Oktober 2017: Presiden Trump menyampaikan bahwa Amerika Serikat berniat untuk menarik diri dari organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan yaitu UNESCO. Menurut pandangan Amerika Serikat, UNESCO dituduh telah menjadi wadah untuk menyebarkan hal bias anti-Israel seperti mengkritik pendudukan Israel di Yerusalem Timur, menyebut situs-situs Yahudi kuno sebagai situs warisan Palestina, dan memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina pada tahun 2011. Presiden Trump meminta adanya reformasi mendasar di UNESCO. Jejak Amerika Serikat tersebut kemudian diikuti oleh Israel, hingga pada Januari 2019 Amerika Serikat dan Israel secara
    resmi keluar dari UNESCO.
  6. Oktober 2017: Presiden Trump membuat pernyataan “the WTO, World Trade Organization, was set up for the benefit of everybody but us. They taken advantage of this country like you would not believe”. Di tahun selanjutnya, Presiden Trump kerap kali melontarkan protes kepada WTO. Pada Maret 2018 saat mengumumkan tarif impor baja dan alumunium, Presiden Trump mengatakan bahwa WTO merupakan organisasi perdagangan yang baik untuk China namun tidak untuk Amerika Serikat. Dalam wawancara dengan Bloomberg pada 30 Agustus 2018, Presiden Trump mempertegas keinginan Amerika Serikat untuk keluar dari WTO jika WTO tidak berbenah diri.
  7. Desember 2017: Amerika Serikat mengumumkan keputusan untuk
    menarik diri dari usulan kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
    Global Compact for Migration.
  8. Mei 2018: Presiden Trump memutuskan untuk tidak melanjutkan perjanjian nuklir Iran tahun 2015 yang diketahui sebagai Joint Comprehensive Plan of Action. Perjanjian tersebut dinilai lebih berpihak pada rezim Iran, Hassan Rouhani. Sebagai informasi perjanjian nulkir Iran ditandatangani oleh lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta Jerman dan Iran.
  9. Juni 2018: Presiden Trump mengumumkan keinginan menarik diri dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Serupa dengan yang terjadi antara Trump dan UNESCO, UNHCR dinilai memIliki bias anti-Israel.
  10. Agustus 2018: Presiden Trump mengumumkan keputusan untuk mengakhiri pendanaan ke United Nations Relief and Works Agency (UNRWA). Alasan kebijakan ini tidak lepas dari pendapat bahwa UNRWA dinilai memiliki bias anti-Israel.
  11. Mei 2020: Presiden Trump telah memutuskan untuk menarik diri dari Open Skies Treaty. Dalam perjanjian tersebut negara-negara yang dahulu tergabung dalam Pakta Warsawa dan anggota NATO, saling menyetujui untuk dapat mengudara melintasi wilayah satu sama lain, dengan penglihatan (pemantauan) udara untuk memastikan bahwa tidak ada sebuah persiapan aksi militer yang memicu konflik atau ketegangan antar negara dikemudian hari. Beberapa waktu sebelumnya Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia telah melanggar perjanjian Open Sky karena tidak mengizinkan Amerika Serikat terbang di sebuah kota di Rusia. Dipercayai bahwa di kota tersebut Rusia mengembangkan senjata nuklir yang dapat mencapai wilayah Eropa. Amerika Serikat juga dilarang untuk melintas di tempat militer Rusia melakukan latihan. Pentagon dan Intelijen AS juga menuding Rusia telah mengudara di Amerika Serikat untuk memetakan infrastruktur pentingnya, yang mana objek vital negara tersebut sewaktu-waktu dapat dijadikan target baik dengan senjata kovensional maupun serangan siber.

Catatan: korban tersebut bisa bertambah mengikuti emosional dan perasaan Trump~

Sumber:
Shukla, S. (30 Mei 2020). Paris Deal to WHO, the 11 Organisations Donald Trump’s US Has Pulled Out of Weakened. Diambil dari https://theprint.in/world/paris-deal-to-who-the-11-organisations-donald-trumps-us-has-pulled-out-of-weakened/432486/

Jagannathan, M. (27 April 2017). Here are all the terrible things President Trump has said about NAFTA — before deciding to stick with it. Diambil dari https://www.nydailynews.com/news/politics/terrible-president-trump-nafta-article-1.3107104

Adamson, T. (1 Januari 2019). US and Israel officially withdraw from UNESCO. Diambil dari https://www.pbs.org/newshour/politics/u-s-and-israel-officially-withdraw-from-unesco

Sanger, D. E. (21 Mei 2020). Trump Will Withdraw from Open Skies Arms Control Treaty. Diambil dari https://www.nytimes.com/2020/05/21/us/politics/trump-open-skies-treaty-arms-control.html

Stewart, E. (15 Januari 2019). Trump has reportedly discussed withdrawing from NATO. That would be great for Russia. Diambil dari https://www.vox.com/policy-and-politics/2019/1/15/18183759/trump-pull-out-of-nato-nyt-mattis

Bown, A. P. & Irwin, D. A. (November 2018). What Might a Trump Withdrawal from the World Trade Organization Mean for US Tariffs? Diambil dari https://www.piie.com/system/files/documents/pb18-23.pdf

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet