Tindakan Merusak dalam Misi Menjaga

Ruang Diskusi
4 min readSep 3, 2020

--

Kathryn Bolkovac, seorang polisi perempuan asal Amerika Serikat, pada tahun 1999 direkrut oleh DynCorp Aerospace untuk bertugas di salah satu pos Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Bosnia. Bolkovac ditugaskan untuk menindak pelecehan seksual dan prostitusi paksa di Bosnia pasca perang. Dalam menjalankan tugasnya, Bolkovac terkejut karena terdapat oknum-oknum rekan kerjanya di PBB, khususnya oknum penjaga perdamaian, yang terlibat dalam penjualan perempuan-perempuan muda asal Eropa Timur. Perempuan-perempuan muda dari Romania, Ukraina, Moldova, dan negara Eropa Timur lainnya dibawa ke markas militer untuk dijadikan budak seksual. Kasus ini melibatkan banyak oknum petugas PBB dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Pakistan, Jerman, Romania, Ukraina, kontraktor pemerintah, dan organisasi kriminal setempat. Bolkovac pada akhirnya dipecat dari jabatannya karena berusaha melakukan investigasi atas kasus ini. Kisah Bolkovac kemudian diangkat menjadi film yang berjudul “The Whistleblower” pada tahun 2010.

Kenyataannya, kasus sex trafficking yang dilakukan oleh para oknum peacekeeper tidak hanya terjadi di Bosnia, namun juga terjadi di negara-negara lainnya yang pernah mengalami konflik. Para peacekeeper ini pada dasarnya hadir untuk melindungi warga sipil, mencegah adanya konflik, mendorong adanya perdamaian dan keamanan, mempromosikan hak asasi manusia, dan lain sebagainya. Namun beberapa oknum penjaga perdamaian justru mencoreng nama PBB dengan melakukan eksploitasi seks terhadap warga sipil. Selain di Bosnia, kasus sex trafficking oleh oknum peacekeeper juga terjadi di Haiti, Republik Afrika Tengah, dan Republik Demokratik Kongo.

Hasil investigasi Associated Press (AP) di Haiti menemukan lebih dari 200 dugaan kasus seksual terjadi dilakukan oleh para oknum peacekeeper PBB. Berdasarkan laporan internal PBB yang diperoleh oleh AP, di Haiti, setidaknya 134 penjaga perdamaian asal Sri Lanka telah melakukan eksploitasi seksual terhadap 9 anak-anak Haiti dari tahun 2004 hingga 2007. Para oknum ini datang menawarkan kue ataupun makanan ringan kepada anak-anak perempuan dan laki-laki (dari rentang usia 12 tahun), setelah itu para oknum akan melakukan tindakan pelecehan seksual kepada para korbannya.

Korban pertama (V01-Victim Number 1) mengungkapkan dalam kurun waktu 3 tahun, sejak Ia berumur 12 hingga 15 tahun, dirinya telah dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan 50 peacekeeper, termasuk “Commandant” yang memberikan imbalan 75 cents. Korban keempat (V04), mengatakan dirinya dipaksa melakukan hubungan seksual setiap hari dengan para penjaga perdamaian dan diimingi oleh uang, kue, atau jus. Ketika melakukan wawancara investigasi, korban ketujuh (V07) menerima panggilan dari peacekeeper Sri Lanka. Dirinya mengatakan bahwa peacekeeper tersebut mengabarkan bahwa Ia akan memberikan nomor telefon V07 kepada penjaga perdamaian dari Sri Lanka lainnya, sehingga mereka dapat menelponnya ketika ingin melakukan hubungan tersebut. Korban kedelapan (V08), yang merupakan anak laki-laki, mengatakan dirinya telah dipaksa melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 20 penjaga perdamaian Sri Lanka. Lalu, korban kesembilan (V09) yang juga merupakan anak laki-laki mengatakan dalam kurun waktu tiga tahun, dirinya telah dipaksa melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 100 penjaga perdamaian Sri Lanka dengan rata-rata 4 orang dalam 1 harinya. Semua tindakan dan hubungan seksual tersebut termasuk ke dalam tindak pelecehan. Terlebih lagi, di bawah hukum Haiti, melakukan hubungan seksual dengan seseorang di bawah umur 18 tahun dianggap sebagai pemerkosaan. UN codes of conduct tentunya juga melarang adanya eksploitasi sejenis ini. Kasus ini membuat 114 penjaga perdamaian Sri Lanka dipulangkan dan tidak ada satupun yang dipenjara. Namun eksploitasi seksual ini tidak juga berakhir. Penjaga perdamaian dari negara lainnya seperti Bangladesh, Brazil, Jordan, Nigeria, Pakistan, dan Uruguay juga diduga melakukan eksploitasi seksual terhadap anak-anak di Haiti.

Selain Haiti, skandal ini juga terjadi di Republik Demokratik Congo, dengan korbannya yang berusia di bawah 18 tahun. Sama dengan peristiwa di Haiti, para korban pelecehan juga diiminG-imingi dengan makanan ataupun sejumlah uang. Kemudian di Republik Afrika Tengah, PBB turut serta melakukan investigasi dan menemukan lebih dari 90 kasus terkait keterlibatan oknum peacekeeper dalam eksploitasi seksual, termasuk insiden ketika oknum komandan militer Perancis yang mengikat 4 gadis dan memaksa mereka untuk melakukan hubungan seksual dengan hewan. Setelah memaksa keempat gadis tersebut, mereka lalu diberikan uang sekitar sembilan dolar. Beberapa waktu kemudian, berdasarkan siaran pers oleh AIDS Free World, salah satu gadis tersebut meninggal akibat penyakit yang tidak diketahui. Bahkan salah satu korban yang selamat mengatakan bahwa dirinya kerap disebut dengan ‘the Sangaris’ dog’ oleh orang-orang dalam komunitasnya. Tindakan-tindakan keji yang dilakukan oleh para oknum peacekeeper tersebut sangat mencederai tujuan sebenarnya dari PBB untuk menjaga perdamaian dunia. Justru tindakan-tindakan itu menimbulkan luka dan trauma mendalam bagi korban yang semestinya dilindungi dan mendapatkan perlindungan.

Referensi:

Dodds, P (The Associated Press). 2017, April 12. More than 100 UN peacekeepers ran a child sex ring in Haiti. None were ever jailed. The Star. Diakses dari https://www.thestar.com/news/world/2017/04/12/un-peacekeepers-child-sex-ring-left-victims-but-no-arrests.html

Laman United Nations Peacekeeping. (n.d). WHAT WE DO. Diakses dari https://peacekeeping.un.org/en/what-we-do#:~:text=Peacekeepers%20protect%20civilians%2C%20actively%20prevent,that%20supports%20the%20political%20strategy.

Oakford, S. 2016, 31 Maret. French Peacekeepers Allegedly Tied Up Girls and Forced Them Into Bestiality. Vice News. Diakses dari https://www.vice.com/en_us/article/a398za/french-peacekeepers-allegedly-tied-up-girls-and-forced-them-to-have-sex-with-dogs

Price, S. 2005, 8 Januari. DR Congo sex abuse claims upheld. BBC News. Diakses dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/4156819.stm

Slanjankic, A. 2016, 02 Pebruari. Bolkovac: ‘UN tries to cover up peacekeeper sex abuse scandal’. Deutsche Welle. Diakses dari https://www.dw.com/en/bolkovac-un-tries-to-cover-up-peacekeeper-sex-abuse-scandal/a-19082815

The Whistleblower. 2011, 14 Desember. Diakses dari https://www.imdb.com/title/tt0896872/

--

--

Ruang Diskusi
Ruang Diskusi

Written by Ruang Diskusi

Halo Kawan Diskusi, follow juga instagram kami ya https://instagram.com/ru.dis

No responses yet